Ikatan Melalui Kerajinan - Hindu

Kini, lima seniman Israel tengah merangkai keajaiban dalam mahakarya mereka. Keunikannya adalah mereka memadukan sulaman dan teknik kerajinan tradisional Israel ke dalam karya-karya indah ini. Mereka juga belajar tentang desain dan pola kuno Israel dari rekan-rekan mereka di India. Semua ini berlangsung di Bazar Kerajinan Dastkari Haat tahunan ke-32 yang sedang berlangsung di Dilli Haat. Di sisi lain, seniman Israel juga berbagi rahasia dan metodologi unik mereka dengan para perajin dari Delhi, Kashmir, Bihar, Chhattisgarh, dan Rajasthan. Dalam pameran yang berlangsung selama dua minggu ini, daya tarik utamanya adalah kereta kuda yang tampak seperti dari salah satu komik Cinderella. Hewan berkaki empat ini telah dihidupkan kembali oleh Nihad Dabeet, seorang seniman Arab, sementara Mohammad Rafiq dari Shahdara telah memahat transportasi ramah lingkungan ini. Menariknya, karya seni Nihad memiliki sentuhan Eropa. Ia mengaitkan hal ini dengan studinya di bidang seni klasik di Bulgaria. "Studi dan inspirasi saya dari seni pahat Eropa telah memengaruhi saya. Sekembalinya ke Israel, saya ingin menciptakan karya visual yang saya temui di India." Bagi Nihad, kolaborasi dengan koleganya dari India ini merupakan pengalaman belajar dan produktif bagi keduanya. Keduanya memamerkan para pendekar pedang, pohon, dan figur manusia yang dibuat dengan kawat perak, tembaga, dan aluminium. "Semua kawat merupakan hadiah dari tuan rumah dan saya memanfaatkan suasana terbaik di Dilli Haat," ujarnya. Saat ini ia sedang membuat pohon zaitun bergaya karena maknanya dalam kehidupan hampir setiap warga Israel telah ditekankan. Rafiq yang antusias berkata: "Kami belajar dari orang Israel dalam hal membuat objek-objek ini dengan kawat." Menjelaskan lebih lanjut tentang fitur-fitur positif dari varian pohon ini, Nihad mengatakan bahwa pohon ini sangat dihormati oleh orang-orang tanpa memandang agama mereka. "Pohon ini dihormati oleh umat Muslim, Yahudi, dan Kristen di Israel. Pohon ini melambangkan kedamaian dan kepositifan." Ia menggambarkannya sebagai pohon yang sehat, dan mengatakan bahwa pohon itu menghasilkan minyak, zaitun, dan kayu. Untuk membuat pohon ini, ia membawa bahan baku dari Israel. "Saya membawa daun zaitun dan akan membuat pohon ini dan memajangnya di samping pohon beringin besar, yang memiliki keunikan tersendiri di India." Beberapa hari yang lalu, ia mendengar kabar baik dari seorang wanita India. "Ia memberi tahu saya bahwa zaitun membantu mencegah kanker. Oleh karena itu, buah ini dapat membuat seseorang bebas dari penyakit." Tepat di seberang stannya, Janine Golbert, seorang desainer, sedang sibuk mengerjakan desain-desainnya yang berlapis-lapis, kompleks, dan merupakan gabungan berbagai teknik. Pameran ini membantunya menggabungkan teknik-teknik baru dan memperkaya kosakata desainnya. Menggambarkan dirinya sebagai desainer eklektik, Janine berkata: "Felting adalah jenis kain tertua yang kita kenal, tetapi kini ada teknik-teknik baru. Saya membawa berbagai jenis wol dan mencampurnya dengan sutra. Hal yang menarik dari teknik ini adalah kita bisa mencampur sutra dan emas menjadi satu kain. Saya membuat pakaian yang bagus dan lebih ringan daripada yang terbuat dari wol. Saya juga bisa membuat objek 3D." Jugalbandi dari bidang kerajinan tangan. Ia mengungkapkan kebahagiaannya atas keberhasilannya menciptakan sari, ia berkata: "Saya ingin menciptakan lebih banyak sari, pallu-nya sangat memukau. Siapa sangka orang-orang di Israel akan menyukai sari dan saya juga harus kembali dan berkarya lebih banyak lagi di sini. Saya juga suka cara pengerjaan dalam membuat selendang." Farooq Ahmed, rekannya dari Srinagar, memberinya keunggulan ekstra. "Ini membantu kami bereksperimen dengan teknik-teknik baru." Menjelaskan perbedaannya, Farooq berkata: "Ia membuat toples dengan mesin, sementara kami membutuhkan lebih banyak waktu karena membuatnya dengan tangan. Namun, teknik kami serupa; kami juga menggunakan campuran air dan sabun." Memberikan perspektif tentang bagaimana seniman dari kedua negara mendapatkan manfaat, Jaya Jaitly, pendiri Dastkari Haat Samiti, mengatakan: "Para pengrajin kami berasal dari latar belakang tradisional; keterampilan, ide, dan karya mereka juga tetap konstan kecuali kami membuka mereka terhadap ide-ide kontemporer. Di sisi lain, orang Israel, yang berasal dari komunitas yang berbeda, bekerja sebagai seniman individual. Kami ingin para pengrajin kami diakui sebagai seniman. Kami memadukan keterampilan tradisional kami dengan ide-ide kontemporer baru mereka dan berpikir di luar kotak. Orang Israel menyadari bahwa jika mereka memasukkan tradisi kami yang masih hidup ke dalam karya mereka, maka itu akan memberi mereka dimensi yang berbeda. Jadi, ikatan budaya ini bermanfaat bagi orang India dan Israel." Mengenai hubungan yang sama di antara keduanya, ia berkata: "Orang Israel bekerja dengan kawat, tekstil, dan bubur kertas, yang merupakan kekuatan kami. Tetapi mereka melakukannya dengan cara yang berbeda." Sementara itu, Sassona Schits, seorang insinyur komputer, sedang membuat sprei berhiaskan rumah fantasi. Ia mengatakan kerja sama dengan Reshma telah memberikan dimensi baru pada keahliannya. "Ini bukan profesi bagi saya. Setiap pekerjaan membutuhkan waktu berbulan-bulan dan bertahun-tahun." Pada hari Minggu, mereka akan memamerkan karya seni baru mereka, perpaduan desain zardozi dan Barat, felting, dan wiring. Dari semua karya ini, separuhnya dibuat oleh peserta dari negara tamu dan sebagian lagi dari negara tuan rumah. Singkatnya, Nihad mengatakan orang India kreatif dan bersemangat tentang seni karena mereka memiliki hubungan yang unik dengan hewan dan burung. "Mereka memberi makan unta, monyet, dan anjing. Suatu hari, sopir taksi saya menghentikan kendaraan dan membeli makanan untuk burung." Mungkin, ia akan menyoroti ikatan langka ini dalam salah satu karyanya untuk hari terakhir.